Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Keluarga Muda Tangguh untuk Peradaban Unggul

Jakarta (24/8) Dosen Uhamka berkolaborasi dengan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menggelar webinar da...



Jakarta (24/8) Dosen Uhamka berkolaborasi dengan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menggelar webinar dan diskusi publik bertema Membangun Keluarga Muda Tangguh. Webinar yang dilangsungkan melalui platform komunikasi zoom ini bertujuan untuk memasifkan gerakan Keluarga Muda Tangguh di kalangan anak muda, khususnya kader NA dengan rentang usia 17-40 tahun. Selain kader NA, 60 peserta yang hadir dalam acara ini adalah dari kalangan pelajar SMA sederajat, Guru muda, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah DKJ.

Adapun keluarga Muda Tangguh adalah gerakan yang di gagas Nasyiatul Aisyiyah untuk menguatkan Peran Keluarga sebagai organisasi sosial terkecil untuk mewujudkan peradaban yang unggul. Ada 10 pilar dalam Keluarga Muda Tangguh yang diyakini dapat menjadi pijakan bagi para keluarga Muda dalam menjalani kehidupan di era ini. 10 pilar keluarga muda tangguh adalah 1) Pilar Kokoh Aqidah dan Akhlak, 2) Pilar Literasi, 3) Pilar Sehat Fisik, psikis dan spiritual, 4) Pilar keadilan dan semangat Al-Maun, 5) Pilar Kesalingan dan Kesetaraan akses, 6) Pilar Kemandirian, 7) Pilar Misi Perdamaian, 8) Pilar Anti Kekerasan, 9) Pilar Ramah Lingkungan, 10) Pilar Tanggap bencana.

Untuk menguatkan gerakan Keluarga Muda Tangguh, dosen Uhamka menyuguhkan materi-materi pendukung, yaitu ; Pilar Keluarga Muda Tangguh yang disampaikan oleh dosen FAI, Dwi Setyowati, M,Ag., Pendidikan Pra nikah oleh dosen AIK, Ristianti Azharita,  M.Pd.I., Parenting oleh dosen PG PAUD, Oktarina Dwi Handayani, M.Pd., dan Perencanaan keuangan oleh dosen FEB, Dr. Ani Silvia, M.S.M.

Dalam sambutannya, sekretaris PWNA DKJ, Yuyun Afinda, S.Pd. menyampaikan bahwa webinar ini bertujuan menciptakan keluarga muda tangguh untuk menghadapi generasi emas, bukan generasi cemas. Meski temanya keluarga, namun PWNA DKJ juga membuka akses webinar ini bagi teman-teman yang belum berkeluarga. “Justru yang belum berkeluarga ini sangat penting untuk belajar tentang ilmu-ilmu berkeluarga agar lebih siap dan hebat”, terangnya.

Mendapat kesempatan bicara pertama, Narasumber Dwi Setyowati memaparkan 10 Pilar Keluarga Muda tangguh, salah satunya adalah Pilar Kokoh Aqidah dan Akhlak. “Pilar Kokoh Aqidah dan Akhlak adalah pilar pertama yang mendasari seluruh pilar-pilar lainnya, dimana penanaman nilai aqidah dalam keluarga dan pembiasaan akhlak yang baik menjadi syarat utama keluarga menghadapi dinamika hidup berkeluarga yang kompleks”.

Di materi parenting, narasumber Oktarina menegaskan bahwa parenting dasar dibutuhkan oleh orang tua  sebagai pondasi dalam mendidik anak karena orang tua merupakan madrasah pertama dan utama bagi anak. “Melalui pengetahuan parenting orang tua dapat merumuskan gaya pengasuhan terbaik untuk buah hatinya. Gaya pengasuhan atau parenting merujuk dari teori yang dikemukakan oleh Diana Baumrind, bahwa terdapat 4 gaya pengasuhan; Authoritatian (otoriter), Authoritative (Demokrasi), Permissive (Kasih sayang berlebih), serta Uninvolved/Neglectful (Lalai)”, terangnya.

Sementara di materi Perencanaan keuangan, Dr Ani Silvi menyampaikan, “perencanaan keuangan yang baik membantu keluarga muda Muslim membuat keputusan keuangan yang bijaksana, mengurangi risiko keuangan, dan mencapai stabilitas, keamanan serta kenyamanan finansial di masa depan.”

Beberapa langkah-langkah yang bisa diterapkan dalam perencanaan keuangan keluarga muda Muslim meliputi: melakukan budgeting dengan mengutamakan alokasi zakat infaq dan shodaqoh (zis) bagi keluarga Muslim agar mendapatkan keberkahan keuangan, mengalokasikan dana darurat untuk menghadapi situasi tidak terduga, menyisihkan tabungan untuk tujuan keuangan jangka panjang seperti dana pendidikan anak dan pensiun, melakukan manajemen utang yang baik dengan membayar utang dengan lebih bijak dan menghindari utang yang konsumtif, melakukan investasi pada instrumen yang sesuai dengan risk profile dan tujuan keuangan jangka panjang keluarga, menjadi peserta asuransi untuk banyak proteksi, dan melakukan perencanaan pensiun agar bisa tetap sejahtera saat memasuki usia tidak produktif.

 

 




Reponsive Ads